sosmed sfc gresik

SFC Gresik Menjadi Bahan Penelitian untuk Skripsi

Fans merupakan bentuk khalayak yang sedikit berbeda dengan khalayak biasa, Fans akan memperhatikan sampai detail-detail terkecil yang berkaitan dengan idolanya yang dilandasi oleh rasa cinta mereka pada idolanya tersebut. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah fans bisa bersikap kritis terhadap hal-hal yang disampaikan oleh idolanya, Fans pasti memiliki persepsi sendiri atas ideologi yang disampaikan oleh idolanya. Meskipun dalam banyak penelitian tentang fans, fans sering dideskripsikan sebagai perilaku khalayak yang fanatik dan cenderung menerima mentah-mentah apapun yang disampaikan oleh idolanya. Dalam kaitannya dengan Slankers, apakah mereka setuju dengan ideologi yang disampaikan oleh Slank-dalam hal ini adalah ideologi PLUR-dan juga menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari? Hal yang menarik lagi adalah bagaimanakah Slankers menginterpertasikan ideologi PLUR itu sendiri berdasarkan latar belakang sosial, pengalaman, pengetahuan, dan faktor lingkungan sosial di mana mereka berasal. Apakah makna Peace, Love, Unity, dan Respect itu sendiri bagi slankers dalam kaitannya dengan latar belakang sosial, pengalaman, pengetahuan, dan factor sosial di mana mereka berasal.

Boby Ferry Firmansyah, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya. Pada tahun 2006 membuat Skripsi yang berjudul “Penerimaan Khalayak Slankers Yang Ada di Slank Fans Club (SFC) Gresik Terhadap Ideologi PLUR Yang Disampaikan Oleh Slank”. Ia melakukan wawancara secara langsung dengan para anggota SFC Gresik seperti Mbak Endang (almh), Mas Safik, Mbak Dindy, Mas Ferry, Mas Malik, Mas Chosnaini “Kacong” Ketua SFC Gresik pada waktu itu, dll. juga wawancara dengan Mas Bimbim via email yang dibantu oleh Bang Denny Pulau Biru dan Mas Iwan Bunaken “Koran Slank”.



Hasil dari penelitian tersebut adalah penerimaan informan yang berbeda-beda terhadap ideology PLUR. Hal ini dipengaruhi oleh konteks-konteks yang mempengaruhi proses negosiasi makna, seperti usia, gender, lingkungan tempat tinggal mereka, budaya masyarakat Gresik, keaktifan dalam organisasi SFC Gresik, status pernikahan, dan lain sebagainya. Para informan menganggap PLUR merupakan pesan moral dari Slank kepada Slankers dan masyarakat Indonesia pada umumnya khususnya generasi muda. PLUR ini juga bisa dijadikan sebgaia pedoman dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari poin tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa PLUR bisa dianggap sebagai sebuah ideologi, yaitu pokok pikiran yang menjadi pegangan umum dalam sebuah kelompok sosial dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dibandingkan dengan konsep Slank yang dulu seperti Piss dan Piss ‘n Luv, para informan Slankers berpendapat bahwa PLUR ini memiliki kelebihan karena memasukkan konsep menghargai orang lain dan konsep persatuan yang bisa memperkuat solidaritas dengan sesama. Selain itu, ruang lingkup PLUR ini lebih luas, tidak hanya menyangkut di komunitas Slankers saja tetapi juga menyangkut hubungan dengan masyarakat yang lebih luas. Media yang paling tepat untuk menyampaikan pesan Slank adalah lewat kaset album rekaman musik Slank dan juga melalui Koran Slank (KanS).

Terima Kasih untuk penelitiannya, Mas Boby Ferry Firmansyah. Terima kasih telah mengambil keputusan memilih SFC Gresik sebagai bahan peneitian, selamat menjadi sarjana. PLUR!.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel